Banyak pertanyaan yang sering muncul dalam kehidupan kita di dunia ini.
untuk apakah kita lahir di sini?
mengapa kita harus menghadapi masalah seperti ini?
apa makna dari hidup?
mengapa aku harus terlahir seperti ini?
apa tujuan dari hidup ini?
Seiring dengan bertumbuhnya kita menjadi satu manusia yang kokoh dan dewasa. Pertanyaan ini kadang masih tidak bisa terjawab dengan jelas. Apa sebenarnya makna di balik hidup ini.
Bisa dibilang segala sesuatunya tak memberikan satu jawaban jelas dan pasti. Sama seperti saat kita menyelam di air yang keruh. Kita tak pernah tahu dasarnya akan seperti apa.
Banyak hal yang tidak pasti di dunia ini. Tujuan hidup, alasan kenapa terlahir, alasan kenapa segala sesuatu kadang tak berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Namun apakah hal-hal seperti ini memang harus dipertanyakan setiap waktunya?
Saya merasa, di saat kita melihat begitu banyak kenyataan dalam hidup ini. Di saat kita melihat bahwa hidup ini selalu terdiri dari manis dan pahitnya. Maka segala seuatu akan terlihat serba tak pasti. Semua memiliki dua ujung yang berbeda, baik dan buruk. Namun apakah kita harus selalu menghindari akhir yang buruk dan mati-matian berjuang mendapatkan hasil yang baik. Karena kita sendiri juga sadar bahwa ada beberapa hal yang terdengar negatif dan tak pernah bisa kita hindari. Kematian.
Dua hal pasti yang akan mengawali dan mengakhiri siklus kehidupan kita di bumi ini, lahir dan mati. Namun dua hal ini pula yang tak pernah memberi kepastian kapan, apa, di mana, siapa, dan kenapa.
Kita terlahir ke dunia ini tanpa ada banyak pertanyaan. Dalam keluarga seperti apa kita akan terlahir, dengan siapa kita akan tumbuh besar, mengapa harus dilahirkan? Tak pernah ada hal seperti itu dipertanyakan sebelum kita lahir. Namun seiring kita bertumbuh dan berkembang pertanyaan ini selalu mencuat dan kadang untuk terus tetap hidup, kita harus mencari jawaban atas pertanyaan ini atau kalau tidak hidup akan terasa sia-sia dan tanpa arti sama sekali.
Seorang yang dekat dengan saya, pernah merasa asing dengan dirinya sendiri disaat dia sadar bahwa dirinya bukanlah anak kandung dari ayah dan ibu yang membesarkannya. Merasa asing dan merasa tidak diharapkan untuk lahir ke dunia. Ketidakpastian akan asal kehidupan dan rasa penolakan membuat dirinya berpikir negatif saat pertama kali menerima kenyataan ini.
Pada akhirnya kita lahir, tanpa tahu siapa ayah ibu kita. Pada akhirnya anak-anak lahir untuk memberi harapan. Tapi pada akhirnya kadang hidup ini penuh ketidakpastian, orang tua kadang membunuh harapan itu sendiri.
Pernahkah kita sendiri berpikir bahwa segala konsekuensi atas tindakan kita bisa saja juga memberikan satu ketidakpastian yang dalam pada orang lain dan ternyata ketidakpastian ini membekas dalam benak orang tersebut sampai orang ini bertumbuh dewasa. Sama seperti telah menuliskan satu tanda tanya di halaman besar kehidupan orang tersebut dan halaman ini bisa saja ditutup namun bisa dibuka kembali dan memperlihatkan tanda tanya yang sama dan jelas meski telah dilupakan selama suatu waktu.
Mungkin ada baiknya jangan mempertanyakan itu terus-menerus. Lebih baik disimpan dan direnungi. Kandang menuntut segala jawaban bisa terjawab dalam suatu waktu sama saja seperti berjalan terburu-buru sambil membawa baskom penuh air. Tanpa sadar mungkin saja nanti kita terjerembab jatuh dan menumpahkan semua air itu sehingga segalanya menjadi sia-sia.