Rabu, 30 Juni 2010

Memoar Indonesia (3)

aku tahu
sudah saatnya kau pergi jendral
tinggalkan tirani dan tahtamu
saatnya perubahan terjadi lagi
di tanah ini, di dalam diriku

REFORMASI!!

dan itulah zaman yang baru
yang akan mengubah semuanya
menjadi lebih baik
mendorong rakyatku menjadi lebih berprestasi
mendorong rakyatku menjadi lebih peduli
pada bangsa dan tanah airnya sendiri

dan aku melihat kemajuan
dalam beberapa bidang
kemenangan dalam ajang olimpiade
mengatasi resesi ekonomi dengan cukup baik

dan aku juga melihat kemunduran
pada orang-orang pandai
yang memilih meninggalkanku
dan tidak mengakui aku

pada dasarnya negara ini mengalami kemajuan
diikuti stagnansi
ah bukan negara ini yang maju
waktu lah yang berjalan
apa aku terlalu tua untuk menyadarinya?
hingga aku kembali ditinggalkan
oleh rakyatku sendiri

nasionalisme
sudah lama aku tidak mendengarnya
sudah lama aku tidak melihatnya
sejak tirani pertama diruntuhkan
sejak tahta berikut dikudeta
sejak....

"anakku mengapa engkau malu mengakui ibumu?"

oh,lihat ibu pertiwi
sedang bersusah hati
air matanya berlinang
mas intannya terkenang...

Kamis, 24 Juni 2010

Mournful Sorrow

When I was a little girl
I asked my mother what will I be
Will I be pretty?
Will I be rich?

When I was a little girl, I only saw that the world in a child’s view, full of bliss.
It was a child’s dream
Only in dream
Now
I am mature enough to understand the mournful sorrow
The pain deep inside my heart
Is now well hidden deeply
Only me knowing the down-like feeling as this pain
But I cannot understand this kind of strange lunacy
As if the bird with a broken wing
Can I go on flying in this foolishness world