Minggu, 01 November 2009

Kenyataan

Semula aku hanyalah seorang remaja eksentrik yang mendapat ilham dari tulisan-tulisan Soe Hok Gie, dan sedikit banyak ingin seperti dia… Aku ingin mati muda. Mati lebih cepat daripada orang lain, sehingga aku menjadi orang yang tidak menabur dan menuai dosa terlalu banyak.

Semula aku adalah seorang yang naïf dan berpandangan sempit. Aku mempunyai idealisme masa muda di mana aku ingin membuat orang-orang penting bagiku untuk bisa hidup bahagia baik materiil dan moril bila mereka ada bersamaku. Aku selalu menganggap itu ada cita-cita mulia. Aku tak ingin ada wajah sedih pada orang-orang terdekatku. Tanpa kusadari aku sendiri sedikit banyak mulai melukai diriku sendiri dan secara tak langsung melukai orang-orang di sekitarku dengan sikap dan pandangan naifku itu.

Pada awalnya aku hanyalah anak kecil yang menganggap diriku orang dewasa yang punya pandangan lebih luas dari orang-orang yang seumur denganku. Aku menganggap diriku mempunyai kualifikasi lebih baik dari kebanyakan orang-orang yang seusia denganku. Ternyata aku hanyalah seorang anak yang terlalu memandang lurus ke atas dan tak kusadari aku terjatuh dan terjerembab karena tak menyadari adanya batu jalanku.

Aku mulai meninggalkan idealisme masa mudaku. Aku mulai meninggalkan kenaifanku. Aku mulai berpikir lebih dewasa.

Namun yang kusadari di saat aku berpikir ini adalah saatnya aku menjadi lebih dewasa dan berusaha untuk yang terbaik, namun yang kusadari adalah kemunafikan yang tercipta pada wajah dewasaku.

Aku terjebak di dalam suatu dunia di mana kemunafikan menutupi segala hal. Aku kembali merindukan di mana aku bisa menjadi seeksentrik apapun, di mana aku bisa menggila, aku bisa beridealisme, aku bisa naïf dan tak memikirkan apa itu kemunafikan dan nilai moril dalam diriku.

Perlahan tapi pasti, kedewasaan mengikis moral dan nurani masa kecilku.


Rein

Tidak ada komentar: