Rabu, 24 September 2008

Sebuah jeritan

Aku tidak tahu
sejak kapan aku tidak bisa menangis lagi
menagis karena kesedihan pribadi yang dalam....
aku sudah lupa bagaimana caranya menangis
menangis karena beban yang terlampau berat...
menangis untuk mengeluarkan semuanya....
karena terlalu sering memendamnya
menbiarkannya...
menimbunnya....


Kalau hatiku diibaratkan tanggul,
maka saat ini tanggul itu mulai retak.
tanggul itu sudah bocor

Entah sampai kapan aku sanggup menanggungnya
harus kuapakan tanggul yang sudah aku bangun sendiri?

~vermillion92

2 komentar:

Keris Maksiad mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Roaming Phantom mengatakan...

>Maap, yg komentar di atas, gw yg hapus, gara2 ke post pake acc keris maksiad... :P <

Kawan, gw jg uda ga bisa. Sekian karena ga pernah dibolehin, skian karena harga diri gw yg tampaknya tralu tinggi. Gw sendiri ga taw kapan tanggul gw akan retak ataupun bocor.. Yg gw bisa lakukan sekarang adalah berusaha sebaik-baiknya agar ga teradi hal-hal itu. Mungkin memang baja lebih kuat dari beton. Tapi apa daya logam itu bila diterpa air terus-menerus..

Well, gw ga tw apakah ini bs ngebantu atw ga. Gw cm mau nulisin apa yg ad dlm pikiran gw.